Rachel memandang ke jendela kelasnya dengan wajah penuh
kekecewaan…
“Langit biru nan cerah terbentang, awan putih bertabur di
langit menambah keindahannya. Andai semua ini dapat ku pandang setiap hari…huhh”ucap
Rachel berkeluh kesah
“Woy Rachel bengong saja. Aku cari kamu kemana-kemana ternyata
kamu ada disini. Ada apa?”ucap Riri membuyarkan lamunan Rachel
“Tau nih Rachel, udah aku cari-cari ke kantin juga!”eluh
Manda
“Kamu sakit ya? Ada masalah? share aja ke kita. Kita pasti
kasih solusi buat kamu!”ucap Prisil
“Tidak kok, aku hanya sedang memandang langit”ucap Rachel
“Kamu suka dengan langit?”tanya Manda
“Ya aku sangat
menyukainya. Terlebih lagi bila langit sedang cerah dihiasi awan putih yang
bertabur dilangit. Menambah keindahan yang teramat, sehingga aku dapat betah
memandangnya”ucap Rachel penuh dengan kebanggaan
“Oh indahnya bila kita dapat menikmati alam seperti ini
sampai kelak anak cucu kita dapat melihatnya” ucap Riri
“Ya, aku setuju
denganmu, ri. Apa yang kalian suka dari alam?”Tanya Rachel kepada sahabatnya
itu
“Aku suka dengan air,apalagi air sungai yang berada didesa.
Masih bersih banget. Kalinya juga bersih, gak kaya dikota, udah airnya kotor,
keruh, menimbulkan penyakit, gak layak dikonsumsi dan bikin banjir lagi gara-gara manusia yang
buang sampah sembarangan!”ucap Prisil
“Kalau aku suka tanah. Tanah yang subur. Bisa ditanami apa
saja, menguntungkan. Tapi sekarang lagi marak-maraknya sampah yang tidak dapat
terurai oleh tanah langsung dibuang begitu saja tanpa didaur ulang terlebih
dahulu, sehingga banyak tanah yang awalnya subur menjadi tandus”ucap Manda
“Kalau aku suka
dengan bumi”ucap Riri
“Mengapa kamu menyukai bumi, Ri?”Tanya Rachel penasaran
“Di bumi aku dapat menikmati semua keindahan alam. Aku dapat
melihat hijau pephonan, tanah coklat yang subur, langit yang cerah dan masih
banyak lagi. Andai aku dapat melihat bumi terus seperti ini”ucap Riri berharap
“Aku setuju denganmu, namun apakah ini hanya keinginan yang
tak dapat diwujudkan dari seorang anak kecil seperti kita?”ucap Rachel sedih
“entahlah, eh bel
sudah berbunyi. Ayo kita lekas duduk!”ucap Prisil ketika bel masuk telah
berbunyi
“Iya, baiklah”ucap Manda,Riri dan Rachel beriringan
Selama jam pelajaran berlangsung
Rachel terlihat tidak konsen memperhatikan pelajaran, ia hanya memandang langit
dari jendela kelasnya. Memikirkan bagaimana caranya agar ia dapat menjaga dan
memelihara lingkungan ini agar tetap indah dipandang.
“aku harus bagaimana? Aku harus bisa menjaga lingkungan ini
agar tidak punah!”
Akhirnya selang beberapa waktu, ia mendapat
ide untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.
***
Bel pulang sekolah berbunyi. Guru
yang mengajar dikelas segera mengakhiri pelajarannya, ditutup dengan berdoa
sebelum pulang. Ketika guru keluar kelas, siswa-siswa mengikuti berjalan keluar
kelas disambut riang gembira. Terlihat Rachel yang berlari-lari dikoridor
sekolah mengejar sahabatnya.
“Riri, Manda, Prisil!”panggil Rachel dengan lantang
“Ada apa?”ucap Riri, Manda, Prisil yang bingung dengan
tingkah sahabatnya itu
“aku punya ide untuk mewujudkan keinginan kita!” ucap Rachel
“hah? serius? bagaimana caranya? kamu harus jelaskan
padaku!”ucap Riri antusias
“iya apa idemu?”ucap Manda
“bagaimana kalau kita
membuat majalah dinding (mading) disekolah kita mengenai Go Green, dan mengajak
siswa-siswa sekolah kita untuk berpartisipasi menjaga lingkungan sekolah agar
setidaknya kita dapat sedikit mengurangi pencemaran yang ada disekitar
sekolah”ucap Rachel
“wahh ide yang bagus. Aku setuju denganmu. Nanti kita
perbincangkan dahulu dengan Bapak Kepala Sekolah dengan idemu ini. Agar kita
mendapat dukungan dan dapat dengan mudah menjalankan pogram ini”ucap Priscil
“aku setuju dengan usulmu! Yuk kita temui Bapak Kepala Sekolah!”ucap
Rachel sambil menarik tangan sahabatnya itu.
***
Setelah menjelaskan ide Rachel
kepada Bapak Kepala Sekolah, ternyata usul Rachel diterima dengan baik oleh
Bapak Kepala Sekolah. Dan segala macam acara pada program tersebut diserahkan
sepenuhnya kepada Rachel. Rachel tambah bersemangat dalam mewujudkan impiannya
itu. Program itu diberi nama “SISWA PECINTA ALAM”.
“Langit nan cerah tak akan ku biarkan dihiasi oleh polusi
akibat asap pembakaran pabrik maupun kendaraan, air yang bersih tak akan ku
biarkan tak layak dikonsumsi dan keruh akibat pembuangan limbah pabrik dan
sampah yang dibuang oleh manusia tak bertanggung jawab, tanah nan subur tak
akan ku biarkan menjadi tandus akibat sampah yang menumpuk dan tak dapat
terurai oleh tanah. Aku akan menjaga titipan keindahan bumi ini. Itu
pasti!”ucap Rachel antusias dilubuk hatinya paling dalam.
***
Tiba pada harinya, Rachel mengatur
semua kegiatannya dengan rapi dan penuh dengan semangat. Acaranya cukup mudah,
yaitu dengan kegiatan menanam 1000 pohon pada sekitar lingkungan sekolahnya,
membersihkan lingkungan sekolahnya dengan bergotong-royong, semua siswa pada
hari itu dilarang membawa kendaraan bermotor dan hanya diperbolehkan membawa
sepeda sebagai alat transportasi untuk tidak mencemari udara. Tak hanya itu
saja, Rachel dan teman-temannya terjun langsung ke dalam masyarakat. Dengan
membagikan souvenir cantik, dan stiker bertuliskan “SAYANGILAH BUMI SEPERTI
KAMU MENYAYANGI DIRIMU SENDIRI” dan dipasang beberapa spanduk yang bertuliskan
“DON’T JUST TALKING, BUT DO IT RIGHT NOW TO GO GREEN!” yang artinya “Jangan
hanya berkata, tapi lakukan dengan praktek penghijauan!”, Rachel juga
membagikan brosur-brosur yang mengajak masyarakat untuk lebih mencintai dan
menyayangi bumi yang tak lain adalah tempat hunian sebagai tempat tinggal
sementara yang harus dirawat dan dijaga. Setelah acara tersebut berlangsung
dengan lancar dan sukses. Rachel semakin antusias untuk lebih mewujudkan
keinginannya lebih luas lagi.
“Mengapa setiap tanggal 31 maret diperingati dengan
mematikan lampu selama satu jam dari pukul 20.30-21.30 WIB diberbagai negara?”tanya
Riri tiba-tiba
“Karena pada waktu itu bertepatan dengan perputaran Matahari.
Dan kita harus menghemat listrik kita walau hanya satu jam. Karena listrik itu
berasal dari tenaga fosil yang telah mati. Sedangkan fosil kian langka didapat.
Dan juga menghemat listrik berarti mencegah
GLOBAL WARNING”ucap Rachel menjelaskan
“Oh jadi begitu”ucap Riri tanda mengerti.
***
Sang Surya bersinar begitu terik,
bahkan terlalu terik dan membakar tubuh. Seakan alam marah akan tindakan
manusia yang tidak bertanggung jawab yang merusak alam dengan seenaknya, sesuka
hati mereka tanpa adanya rasa bersalah. Tak jarang sering ditemui berbagai bencana alam akibat ulah manusia seperti
banjir, tanah longsor, dan sebagainya. Dan tak jarang dari bencana alam yang
melanda itu ditemukan berbagai penyakit yang kerap menyerang manusia. Ini semua
salah manusia. Alam marah karena ulah manusia. Ini peringatan untuk kita,
seharusnya kita menjaga alam, bukan malah merusaknya. Bila ini semua diteruskan
dampaknya akan sangat terasa, lapisan ozon semakin menipis, dan mengakibatkan
daerah kutub akan mencair, volume air laut akan naik sehingga daratan akan
tenggelam karena volume air yang terlalu banyak. Ini yang harusnya manusia
takutkan!
Bukan dengan egois manusia dapat
hidup didunia. Tapi dengan menyayangi hunian tempat tinggalnya dengan kerjasama
merawat tempat tinggalnya yaitu Bumi!
Maka dengan sebuah ide yang ia
dapat, ia segera menulis semua keinginannya untuk mengajak masyarakat lebih
menyayangi bumi dengan merawat dan menjaga lingkungan yang dituangkan ke dalam
sebuah karya tulis yang berjudul “PARA PECINTA ALAM”.
Pada karya tulisnya tersebut
ditulis bagaimana keinginan dan langkah-langkah Rachel dalam merawat
lingkungan. Ia berharap agar karya tulisannya itu dapat dibaca oleh Pemerintah
dan para pejabat tinggi lainnya mengenai usulnya untuk mengajak masyarakat untuk
lebih menjaga dan merawat Bumi. Rachel berharap Pemerintah dapat membaca karya
tulisannya dan dapat melaksanakan program itu semua agar impiannya dapat
terwujud, yaitu dapat melihat Bumi tetap asri dan nyaman untuk dihuni. Semoga
impian ini dapat menjadi kenyataan, bukan hanya sekedar impian yang harus
dikubur dalam-dalam.
Pada akhirnya buku karangan Rachel
dapat diterima baik dan antusias oleh masyarakat, dan pada acara wawancaranya
bersama para wartawan (Jumpa Pers).
“Bagaimana cara Rachel untuk dapat mengurangi pencemaran
udara di ibu kota untuk mencegah Global Warning?”tanya salah satu wartawan
“Yaitu dengan lebih mengurangi volume kendaraan yang
menghasilkan polusi seperti motor maupun mobil yang akhirnya menjadi pencemaran
udara untuk beralih sejenak pada kendaraan sepeda yang tidak menggunakan bensin
ataupun tidak menghasilkan asap polusi dengan program Goes By Bicyle”ucap
Rachel mantap
“Bagaimana cara Rachel untuk mengurangi sampah di ibu
kota?”tanya salah satu wartawan
“Mengenai sampah-sampah yang masih tidak dapat terurai tanah
sebaiknya dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan (Recyle) yang dapat
meraup untung dan mengurai sampah-sampah, mengajak masyarakat untuk tidak
membuang sampah sembarang dan menyediakan 3 bak sampah yaitu untuk sampah organik,
non organik, dan sampah pecah belah, dan membuat undang-undang agar tidak
membuang sampah sembarangan dan memberi sanksi kepada para manusia yang tidak
bertanggung jawab agar jera dengan ulahnya”ucap Rachel
“Apa langkah-langkah program yang dapat kamu terapkan?”tanya
salah satu wartawan
“Mungkin dengan mengajak masyarakat untuk mengurangi
penggunaan Air Choice (AC), lebih meningkatkan volume tumbuhan, menghemat energi,dan
lain-lain”ucap Rachel
“Dan bagaimana cara kamu untuk menanamkan sifat dan sikap
cinta lingkungan sejak dini kepada para pelajar?”ucap salah satu wartawan lagi
“Dengan mengajak setiap sekolah untuk diajarkan pendidikan mengenai
alam sekitar yaitu pelajaran PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) untuk mengajak
murid-murid lebih mencintai alam, merawat lingkungan, menghemat energi, dan
lain-lain. Dan menerapkan serta mempraktekan hidup cinta lingkungan”ucap Rachel
mantap
Jawaban-jawaban dari Rachel sangat
memuaskan pertanyaan bagi para wartawan. Maka terdengar riuh gemuruh suara
tepuk tangan applause dari para wartawan kepada bocah cilik yang mempunyai jiwa
besar untuk dunia, Rachel.
-TAMAT-
Dari cerpen ini, saya ingin menyampaikan ke semua orang, kita harus mencintai lingkungan sekitar. Kita harus menjaga dan merawat lingkungan yang telah Tuhan titipkan kepada kita. Bukan dengan cara merusaknya, karena bila lingkungan musnah manusia juga akan musnah. Karena manusia sangat bergantung kepada alam sekitarnya. Kita dapat memulai semuanya dari kegiatan-kegiatan kecil yang ramah lingkungan, yang nantinya akan menjadi dampak yang besar! So, lestarikan lingkungan kita agar kelak anak cucu kita dapat ikut merasakannya. Kalau bukan kita, siapa lagi? ^^